Selasa, 14 Agustus 2012

Life and Night Said

Suatu hari, Hidup berdiri di depan cermin. Ia meraba jengkah demi jengkah pantulan bayangannya di cermin itu, lalu berhenti di satu titik. Ia memandang jemarinya membeku di titik itu, semakin kuat tercengkram pada bagian itu. Bola matanya pun tak bergerak, penuh terpusat pada bayangan tanpa dosa itu. Baik-baik saja. Tidak ada yang rusak, luka, atau buruk. Namun semakin lama Hidup menatapnya, matanya semakin perih dan ia pun tak kuasa membendung sakit yang mendesak dadanya. Ia menangisi bayangan itu, tiada bisa diungkap melalui aksen apapun...
 
© Copyright 2035 Scarlet Threads Me
Theme by Yusuf Fikri