
Di tengah teriknya sinar matahari,
sekelompok dari mereka tetap harus berada di lapangan. Kalau bukan karena
jadwal pelajaran menuntut mereka memenuhinya—entah bagaimana pun caranya,
termasuk mengganti kehadiran dengan selembar kertas bertuliskan alasan—mereka
akan bersikeras bahwa ini tidak seharusnya terjadi.
Salah satu dari mereka pula, seorang
gadis yang di bawah langit berawan pun tidak tahan berlari cukup jauh, meski
demikian tetap menyukai pendidikan jasmani sekejam apa pun itu menyiksanya.
Lalu pagi—yang beranjak siang—itu membuatnya termenung sambil berpikir.
“Jelaslah, kalau dia sudah...