Selasa, 26 November 2013

Angsa Kecil dan Rangkaian Bunga

Suatu sore, seekor angsa kecil berenang membelah sungai menghampiri ujung hilir yang tenang. Di sana, telah menanti dua angsa dewasa yang mulai tampak menua. Warna putih mereka memudar, seperti temaramnya sinar matahari kala itu. Setiap pagi, angsa kecil pergi bermain sedangkan angsa dewasa mengumpulkan makanan. Lalu sore hari, mereka akan berkumpul kembali di hilir.

Seiring berjalannya waktu, angsa kecil tumbuh dan menemui kebahagiaan yang lain. Ia menemukan mata air jernih yang tidak ia temukan di masa lalu. Ia menelusuri perairan di sekitar mata air itu, mengumpulkan kisah-kisah bahagia, merangkai bunga-bunga gugur yang entah bagaimana bisa tetap indah menjadi beberapa untai mahkota untuk ia tunjukkan saudara-saudara angsanya. Ia sudah berpikir, betapa mereka akan bahagia mengetahui segala yang ia temukan ini.

Angsa kecil itu kembali, dengan harapan besarnya itu, polos dan kanak-kanak. Namun, di hilir, sore itu belum ada yang pulang. Angsa kecil itu menunggu.
Hingga cukup lama ia di sana, tiada sisa cahaya matahari lagi, hanya rasa dingin yang menggelayut menyentuh bumi. Untaian bunga yang ia rangkai telah layu dan angsa itu hanya bisa menangis.

Keesokan harinya, angsa kecil itu pergi dari hilir, kembali ke tempat ia menemukan kebahagiaan. Ia tertawa dan lega, namun tak pernah melupakan saudara-saudara angsanya dan tetap merindukan mereka. Kembali, ia merangkaikan bunga-bunga untuk mereka.

Sudah beberapa sore, angsa-angsa lain tidak pernah kembali ke hilir. Angsa kecil itu hanya berpikir, "ke mana mereka?" Lalu beberapa malam ia habiskan di hilir sendirian.

Suatu ketika, angsa yang kecil telah beranjak dewasa dan mulai berpikir. Ia berhenti menunggu saudara-saudara angsanya dan meninggalkan hilir.

Angsa kecil itu tak pernah berhenti merangkaikan bunga untuk kedua saudaranya yang menghilang, sesekali ia kembali ke hilir meski tak sekali pun ia melihat mereka lagi. Hingga seekor angsa lain bertanya padanya, "Untuk apa kau masih melakukan ini?" angsa kecil itu menjawab, "Mereka telah berjanji padaku. Aku tahu mereka akan kembali. Aku tak ingin membayar itu dengan bunga layu, meski memang tak akan pernah mungkin terbayar."

0 komentar:

Posting Komentar

Thank's.. Leave another comment :)

 
© Copyright 2035 Scarlet Threads Me
Theme by Yusuf Fikri